Kementerian Kesehatan melaporkan bahwa 53 jemaah haji asal Indonesia wafat di Tanah Suci selama pelaksanaan ibadah haji tahun ini. Tim medis dan penyelenggara haji mengonfirmasi bahwa sebagian besar dari mereka mengalami penyakit penyerta atau komorbid, terutama gangguan jantung dan pernapasan.

Data menunjukkan bahwa cuaca ekstrem di Arab Saudi turut memperburuk kondisi kesehatan para jemaah. Suhu yang mencapai lebih dari 45 derajat Celsius setiap hari meningkatkan risiko dehidrasi, kelelahan fisik, hingga serangan jantung mendadak. Banyak jemaah lanjut usia tidak mampu bertahan dalam tekanan suhu yang tinggi, meskipun tim kesehatan telah memberikan imbauan untuk membatasi aktivitas luar ruangan.

Kementerian Agama bersama tim kesehatan menyediakan layanan medis 24 jam di setiap sektor pemondokan. Mereka juga telah mendistribusikan alat pelindung panas, vitamin, dan cairan elektrolit untuk membantu menjaga kondisi tubuh para jemaah. Namun, beberapa kasus datang dalam kondisi yang sudah terlalu kritis untuk tertolong.

Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes menyampaikan keprihatinannya dan mengimbau keluarga yang memiliki calon jemaah lanjut usia untuk memeriksa kondisi kesehatan secara menyeluruh sebelum berangkat. Ia juga mendorong pemerintah untuk terus meningkatkan kualitas layanan kesehatan haji, termasuk pemantauan intensif terhadap jemaah berisiko tinggi.

Tragedi ini menjadi pengingat penting bahwa pelaksanaan haji memerlukan kesiapan fisik dan mental yang kuat. Pemerintah berharap dengan evaluasi yang menyeluruh, mereka bisa mencegah kejadian serupa di masa mendatang dan memberikan perlindungan maksimal bagi jemaah Indonesia.

By admin